Chapter 6
Luka Kecil Usai Honeymoon yang Ternyata Herpes Genital
11 June 2025
Setelah hari-hari penuh persiapan pernikahan yang melelahkan, aku dan suami akhirnya bisa bernapas lega dan menikmati momen honeymoon singkat di Bali. Rasanya seperti mimpi—matahari, laut, dan waktu berdua yang akhirnya bisa kami nikmati setelah semua keribetan acara.
Tapi mimpi indah itu berubah jadi kekhawatiran besar hanya beberapa hari setelah pulang.
“Awalnya badan cuma agak pegal dan demam ringan. Aku pikir cuma kecapekan karena perjalanan. Tapi pas buang air kecil, rasanya perih banget, kayak luka.”
Aku sempat mengira ini cuma iritasi ringan atau lecet karena aktivitas fisik. Tapi waktu aku cek, ternyata ada luka kecil di area vagina. Yang bikin panik, hanya dalam satu malam, jumlahnya bertambah dan nyerinya makin menjadi-jadi. Nyut-nyutan, duduk susah, apalagi jalan.
Saat itu aku dan suami sedang bersiap untuk pindah ke Kalimantan, mengikuti penempatan kerja barunya. Tapi dengan kondisi yang makin memburuk, aku memutuskan untuk periksa ke dokter sehari sebelum keberangkatan.
Klinik yang kami datangi adalah Althea Vita. Dan itu adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah kami buat.
“Begitu masuk ruang periksa, aku disambut dengan tenang. Padahal dalam hati aku udah ketakutan banget. Gimana kalau ini penyakit serius?”
Setelah pemeriksaan, dokter menyampaikan diagnosis yang bikin jantungku berdebar: herpes genital.
“Jujur, aku sempat syok. Rasanya kayak ditampar. Dari mana? Gimana bisa?”
Tapi dengan sabar, dokter menjelaskan bahwa herpes genital bisa menular melalui kontak kulit saat berhubungan seksual, termasuk melalui oral sex, terutama jika salah satu pasangan punya luka di area mulut atau bibir tanpa disadari. Yang bikin tambah kaget, ternyata virus herpes bisa “tidur” bertahun-tahun di dalam tubuh, dan baru aktif saat daya tahan tubuh menurun—misalnya karena stres, kelelahan, atau perubahan hormon seperti yang mungkin terjadi setelah menikah.
Penjelasan itu membuka mata kami. Sebagai pasangan baru, kami memang belum banyak tahu soal risiko-risiko kesehatan seksual seperti ini. Tapi dari pengalaman ini, kami belajar bahwa menjaga hubungan tetap sehat dan aman bukan hanya soal kesetiaan, tapi juga soal pengetahuan dan kesadaran.
“Dokternya baik banget. Nggak ada nada menghakimi, malah ngajarin banyak hal tentang bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan genital dengan benar.”
Setelah konsultasi, aku langsung diberikan obat antivirus yang sesuai. Untungnya, tubuhku cepat merespons. Dalam beberapa hari, rasa nyeri dan perih mulai mereda. Dan yang paling penting, secara mental aku mulai bisa tenang. Karena aku tahu, ini bukan aib—ini infeksi yang bisa terjadi pada siapa saja, dan yang penting adalah penanganan serta pencegahan ke depannya.
“Sekarang, kami lebih perhatian terhadap kesehatan seksual. Rutin cek, saling terbuka, dan mulai belajar soal pentingnya imun tubuh serta kebersihan area genital.”
Pelajaran dari Cerita Ini:
- Herpes genital bisa menular meski tanpa gejala terlihat. Penularannya bisa terjadi lewat kontak kulit, termasuk oral sex, bahkan jika tidak ada luka yang tampak jelas.
- Virus herpes bisa tidak aktif bertahun-tahun. Tapi ketika daya tahan tubuh menurun, stres, atau ada perubahan hormon, virus bisa “bangun” dan menimbulkan gejala.
- Jangan ragu periksa saat ada gejala sekecil apapun. Luka, nyeri, atau perih yang terasa “nggak biasa” sebaiknya segera diperiksa untuk mencegah komplikasi.
Penanganan dini dan dukungan yang tepat sangat membantu. Klinik seperti Althea Vita menyediakan ruang yang aman, edukatif, dan penuh empati bagi pasien yang mengalami kondisi seperti ini.
